Teks anekdot:
Presiden dan Burung Beo
Ada
dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab dan suasananya cukup
mengherankan. Presiden 1: "Ada burung Beo yang sudah diajarkan dua bahasa
sekaligus, dan burung Beo tadi bisa menirukan dengan bagus, satu bahasa Inggris
dan yang ke dua bahasa Rusia. Jadi kalau ditarik kakinya yang kanan, burung Beo
akan biacara bahasa Inggris dan kalau ditarik kakinya yang kiri burung Beo akan
bicara bahasa Rusia, hebatkan!" Presiden 2: "Hebat-hebat!"
"Bagaimana kalau kedua kakinya ditarik?" tanya presiden 1. "Wah
pasti burung Beo tadi bisa dua bahasa sekaligus!" jawab presiden 2.
"Salah". "Oh mungkin dua bahasa tadi menjadi campur aduk!".
"Salah". "Atau mungkin salah satu katanya akan ketukar, satu
bahasa Inggris dan kata kedua bahasa Rusia". "Salah". "Loh
... jadi gimana donk?". "Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik,
burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!". "Eh jangan main-main
ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang
bego!". Dan tak lama kemudian pun burung Beo itu menirukan kata-kata
tersebut. "Presiden bego.... presiden bego ... presiden bego!" suara
burung Beo terdengar berulang-ulang. Teks humor:
Beras Warisan Sang Istri
Lebih dari empat puluh tahun hidup
berdua dengan sang istri, Bardhono masih saja penasaran dengan satu rahasia
yang disimpan rapat oleh istrinya. Rahasia itu dalam bentuk sebuah peti besi
yang terkunci dan ditaruh di kolong tempat tidur selama berpuluh-puluh tahun.
Hingga akhirnya sekarang istrinya sedang tergolek sakit, dan Bardhono pun duduk
di sampingnya sambil mengelus-elus tangannya.
Karena masih penasaran dengan rahasia
itu, maka Bardhono bertanya, “Istriku, maukah kau menceritakan rahasia isi peti
besi di kolong tempat tidur ini?”
“Mas, maukah kau berjanji akan
memaafkan aku setelah tahu rahasiaku itu?” pinta sang Istri.
“Tentu dik, aku akan memaafkan kamu,”
jawab Bardhono spontan.
“Bukalah peti itu,” kata istrinya
sambil menyerahkan sebuah anak kunci.
Bardhono pun segera menarik peti dari
kolong tempat tidur. Sedikit terkejut, karena dalam peti itu dilihatnya empat
kaleng beras dan setumpuk uang berjumlah satu juta rupiah.
Lalu dengan suara terbata-bata
istrinya berkata, “Mas… saya minta maaf, selama kita hidup sebagai suami istri,
saya tidak sepenuhnya setia padamu. Setiap kali saya melakukan selingkuh, saya
taruh sekaleng beras ke dalam peti itu.
Terharu dengan pengakuan istrinya,
Bardhono pun menjawab, “Istriku, aku pun minta maaf. Selama ini aku pun tidak
setia padamu. Terutama saat kau hamil dulu. Kamu cuma empat kali, sedangkan aku
lebih banyak dari itu, jadi sekarang kita anggap saja seri.”
Bardhono terdiam sejenak dan lalu
bertanya dengan penuh perasaan pingin tahu, “Tapi omong-omong uang yang satu
juta rupiah itu untuk apa?”
“Ooo…. dulu kalau petinya sudah mulai
penuh beras, maka beras itu saya jual, dan uang itulah hasilnya,” kata
istrinya.
Bardhono, “???”
No comments:
Post a Comment