Monday 20 January 2014

Granita Qurotul Aini


Presiden empat mata.

“Dua orang presiden bertemu empat mata, setelah ngobrol tentang cabe, terasi, minyak goreng, mie rebus dan lain-lain.” Kata Subur, oh rupanya Subur tak malah kalah dengan Sabar.
“Tunggu dulu, lu bilang dua presiden bertemu, loh kok yang dibicarakan masa terasi, mie rebus segala macam, bukannya masalah politik, negara atau masalah krisis BBM, presiden apaan tuh?” Tanya Sabar protes.
” Loh bisa saja, mengapa tidak?” Kata Subur enteng.
” Ga bisa.. mana ada dua orang presiden bertemu empat mata bicara soal mie rebus?” Kata Sabar gemes.
” Lo bisa saja!” Kata Subur lagi.
” Buktinya apa?” Kata Sabar makin tak sabaran.
” Iya, karena dua presiden tadi yang satu presiden partai, yang satunya presiden taxi!” Kata Subur menjelaskan.
“Loh ga bisa dong! Masa presiden partai disamakan dengan presiden taxi, lagi pula presiden partai itukan jabatan di sebuah partai yang isinya orang, sedangkan presiden taxi itu nama perusahaan angkutan mobil, dan bukan orang, masa orang dan mobil bertemu empat mata?” Kata Sabar protes panjang.
“Loh itu suka suka gua!” Kata Subur nyengir sambil senyum kemenangan, karena berhasil membalas tebakan-tebakan Sabar.
” Oke… oke, satu satu!” Kata Sabar.

No comments:

Post a Comment